Pratama's Blog: Contoh Karya Ilmiah ke BALI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang ada di dunia ini. Karena banyaknya ragam pulau yang ada, tak dapat dipungkiri bila berkembang pula budaya yang beragam pada setiap daerahnya. Sehingga banyak sektor wisata yang bisa kita jumpai di setiap daerah Indonesia. Salah satu diantaranya adalah Pulau Bali yang memiliki beragam pesona keindahan.

Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura. Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.

Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau Beratan atau Bedugul, Buyan, Tamblingan, dan Batur. Alam Bali yang indah menjadikan pulau Bali terkenal sebagai daerah wisata. Namun sebagai daerah wisata, Bali sangatlah erat dengan kehidupan keagamaannya yang masih terasa kental.

SMA Negeri 9 Semarang memilih Pulau Bali sebagai tempat tujuan studi wisata hal ini karena Pulau Bali lebih dekat dengan Pulau Jawa disbanding pulau – pulau Indonesia yang lainnya. Selain itu banyak kebudayaan yang bisa kami pelajari.

B. Tujuan

Dalam kegiatan Study Tour siswa – siswi SMA Negeri 9 Semarang ke Pulau Bali pada tanggal 10 – 14 Januari 2014. Adapun tujuan Study Tour antara lain :

1. Sebagai sarana untuk melepaskan kepenatan dengan kegiatan belajar mengajar selama di sekolah (refresing).

2. Sebagai sarana untuk mempertebal rasa cinta terhadap tanah air kita, yaitu Indonesia.

3. Sebagai sarana bagi siswa – siswi untuk menambah pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan obyek wisata bersejarah dan obyek wisata lainnya.

4. Mengenal lebih dalam obyek – obyek yang belum pernah dikunjungi sebelumnya, dan mengetahui obyek wisata lainnya di Pulau Bali.

5. Sarana untuk mempererat tali persaudaraan supaya persatuan dan kesatuan antara siswa – siswi dapat tercipta.

asq

BAB II

PERJALANAN

A. Perjalanan Semarang – Bali

1. Hari Pertama

Kami berangkat dari SMA Negeri 9 Semarang pukul 07.00 WIB. Perjalannannya sangat mengasyikan bagi kami karena melewati jalur Pantura (Pantai Utara). Setelah memasuki wilayah Pantai Utara yang jalannya tidak terlalu besar ditambah lagi sebagian jalannya masih dalam perbaikan.

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat sehingga kita dapat sampai di Rumah Makan WAHYU UTOMO

, kami melanjutkan perjalanan ke Ketapang dengan melewati Porong. Sebelumnya kita singgah di Rumah Makan yang kedua untuk makan malam sekaligus sholat. Tidak lebih dari satu jam, kami melanjutkan perjalanan kembali dengan melewati Porong. Mengingat lumpur lapindo semakin meluas dan kini tinggi penanggul lumpur sekitar tujuh meter. Akibatnya kami tidak bisa melihat lumpur yang ada. Tapi melalui asap yang ada, dapat diketahui bahwa sampai kapanpun luapan lumpur tidak akan berhenti. Dan hanya dengan kuasa Allah semua itu dapat terjadi. Setelah itu, kami juga melewati PLTU atau bara yang pemandangannya sangat indah. Ditambah lagi kami melihat saat malam hari, jadi PLTU sangat terang karena adanya banyak lampu. Tetapi tidak banyak dari kami melihat PLTU saat perjalanan ke Pulau Bali.karena merasa lelah.

Perjalanan di malam hari sangat mengasyikan, tapi sayangnya kami tertidur pulas. Jadi tidak terasa pukul 02.00 WIB, kami sudah sampai di Ketapang. Lalu, untuk menyeberang kami harus menunggu selama satu setengah jam. Kami akan menyeberang di Selat Bali dengan kapal veri. Penyeberangan selama 60 menit, kami sampai di Pelabuhan Gilimanuk. Dan ini tempat pertama yang kami injakkan di Pulau Bali.

B. Kunjungan Wisata

2. Hari Kedua

Setelah hari pertama kami habiskan untuk perjalanan menuju Bali. Di hari kedua kami mulai mengunjungi tujuan wisata yang memang sudah direncanakan. Setelah kami menginjakkan kaki di Pelabuhan Gilimanuk, kami transit di Rumah Makan Soka.

Disana kami sarapan, sekaligus mandi.. Pukul 07.30 WITA kami beranjak dari Rumah Makan Soka menuju Tanah Lot. Sekitar pukul 09.45 WITA kami tiba di Tanah Lot.

a. Tanah Lot

\Terletak di desa Beraban atau 13 km sebelah barat Tabanan, Pura Tanah Lot hampir selalu ditawarkan oleh setiap pemandu wisata di Bali untuk dikunjungi. Tempat yang asik untuk memotret sunset ini memiliki keunikan antara lain lokasi pura yang berada di atas bukit batu besar pinggir laut mirip dengan Pura Uluwatu. Bahkan saat hari terang (laut tidak berkabut, cerah) kita bisa melihat Pura Uluwatu dari sini. Dan saat air surut yang tingginya tidak lebih dari selutut, kita masih bisa menyeberang menuju tempat itu.

Menurut sebuah sumber tersebutlah legenda dari kisah perjalanan pendeta asal Jawa Timur bermana Dang Hyang Nirartha yang tengah menuju ke timur untuk menyebarkan ajaran Hindu. Sampai pada suatu saat, Dang Hyang Nirartha tiba di salah satu pantai dengan pulau kecil di tengah lautnya dengan tanah parangan dan bebatuan keras di bawahnya. Di tempat itulah sang pendeta beristirahat dan tidak lama kemudian datang para nelayan membawa sesembahan untuknya. Kemudian di tempat itu Dang Hyang Nirartha menyampaikan ajaran agamanya dan menyarankan masyarakat sekitar untuk membangun tempat suci di pulau tempatnya menginap. Sepeninggal sang pendeta, masyarakat membangun tempat suci di atas pulau dengan nama Pura Luhur Tanah Lot yang artinya tanah di tengah laut.

Ternyata tidak semua orang boleh masuk ke dalam pura tersebut. Para wisatawan hanya diperbolehkan melongok dari bawah pura. Hanya orang – orang tertentu yang hendak bersembahyang atau melakukan kegiatan keagamaan yang diperkenankan masuk ke dalam pura. Terkait dengan konsep triangga (penggambaran tubuh manusia dari kepala, badan hingga kaki), pura ini menjadi terkait dengan dua tempat suci lainnya di Tabanan, yaitu Pura Luhur Batukaru (hulu) dan Pura Puser Tasik (madya) serta Pura Tanah Lot sebagai hilirnya. Pura Hulu dan Hilir ini pun digambarkan sebagai simbolisasi lingga dan yoni, Pura Luhur Batukaru sebagai lingga (purusa) dan Pura Tanah Lot sebagai yoni (segara). Perpaduannya menjadi sumber kehidupan yang mensejahterakan manusia disekitarnya.

Di sebelah utara pura, tepatnya di dalam gua bawah tebing, terdapat ular yang dikeramatkan. Ular pipih beracun berwarna hitam kuning dan mempunyai racun tiga kali lebih kuat dari ular cobra ini dipercaya sebagai selendang Dang Hyang Nirartha yang terlepas saat sedang bertapa dan hingga kini menjadi penjaga pura. Di tempat ini pula terdapat sumber air tawar bernama Tirta Pabersihan (biasa digunakan sebagai sarana menohon kesucian)

Pada bulan – bulan tertentu, yaitu saat matahari tenggelam condong ke utara kita bisa melihat sunset yang sangat indah. Maka terlihat bola matahari yang berwarna merah akan tepat berada di lubang tebing. Seperti mata yang lelah memandang dunia. Saat kita turun ke pantai antara Pura Tanah Lot dengan tebing. Dimana tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan, melengkung.

Dari tempat parkir menuju ke area pura, kita akan menjumpai art shop dan warung makan atau sekedar kedai minuman.

Sayangnya disana kami tak bisa mengambil air suci di pura karena air sedang pasang dan kami dapat menyeberang menuju pura.

Setelah dari Tanah Lot, perjalanan dilanjutkan menuju Bedugul untuk makan siang.

b. Bedugul

Bedugul Bali, merupakan salah satu objek wisata pilihan di Bali juga. Objek wisata ini terletak di Kabupaten Tabanan dan terkenal akan danau dan restorannya.

Suhu udara di Bedugul jauh lebih dingin dibandingkan tempat wisata lainnya di Bali, dengan suhu kurang lebih 18 derajat celcius, tentu memberikan suasana tersendiri selama liburan di Bali. Tempat wisata Bali ini mirip dengan yang ditawarkan di Kintamani

Bedugul terkenal akan keindahan danau Tamblingan dan kitapun bisa menikmati keindahannya dengan menyewa speedboat atau perahu untuk berkeliling danau. Objek wisata ini juga merupakan persinggahan untuk mengunjungi objek wisata lainnya seperti Tanah Lot, Sangeh, Taman Ayun dan tempat wisata lainnya.

Di Bedugul kita juga dapat mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bedugul sambil membeli oleh-oleh berupa strawberry dan markisa yang merupakan salah satu sumber pendapatan penduduk setempat.

Kebun Raya ini merupakan salah satu hutan lindung yang berfungsi sebagai paru-paru udara di Bali, sehingga untuk menutup biaya operasional dan perawatan, kawasan ini pun dikomersilkan.

Perjalanan kami cuaca hujan, ditambah jalannya yang bekelok-kelok. Namun pemandangan yang indah dan udara yang cukup sejuk membuat rasa lelah kami hilang.

Perjalanan dilanjutkan menuju Joger. Namun Gaet kami mengatakan bahwa yang kami kunjungi tersebut adalah teman Joger.

c. Teman Joger

Teman Joger adalah pabrik kata kata. Tidak salah jika banyak orang menyebutnya begitu. T-shirt yang di produksi Joger memang berisi kata – kata yang lucu, aneh, nakal dan membuat orang menjadi penasaran akan maknanya.

Bisa dinamakan Joger karena sang pemilik, Joseph Theodorus Wulianandi yang cukup lama tinggal di Bali dan pernah berprofesi sebagai tour guide ini, nama Joger diambil dari gabungan namanya sendiri dengan sahabatnya yaitu Gerard. Modal untuk memulai usaha ini didapatkan dari hadiah pernikahan Bapk Joseph di tahun 1981 dari Bapak Gerard.

Kini tiap musim liburan atau hari biasa, toko T-shirt yang satu ini selalu ramai dan membuat macet kawasan jalan Raya Kuta, belakang Supernova. Toko Joger letaknya sangat strategis dekat dengan pusat keramaian Kuta, tapi kadang – kadang untuk mencari tempat parkir yang susah, apalagi jika musim liburan.

Jadi jangan lewatkan jalan – jalan di Bali tanpa ke Joger.

Disana kami diberi waktu untuk berbelanja oleh-oleh selama 1 jam. Kami tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, kami banyak membeli barang – barang seperti, kaos, celana, pernak-pernik, sandal, dll. Disana banyak terdapat keunikan dan kata-kata unik khas Joger.

Setelah dari Teman Joger, pejalanan dilanjutkan menuju outlet makanan khas Bali CahAyu.

d. CahAyu

Tahun 2001 berdirilah Toko Pusat Oleh-oleh Makanan dan Souvenir Khas Bali yang diberi nama Cahayu. Pemberian nama ini didasarkan atas latar belakang Ni Made Yuliani yang hanya sendiri menjadi wanita paling ayu didalam keluarganya. Cahayu berarti sama dengan bocah ayu (anak wanita yang cantik). Tiga tahun kemudian, beliau bersama suami berhasil membuka cabang di Muntilan. Produk cahayu terdiri dari makanan dan souvenir khas Bali. Mulai dari kacang asin, dodol pisang, nangka, dodol gambir, dodol iwel, selai pisang, dodol pe tan (tape ketan), selai molen, brem, sruwa sruwi, dodo lapel, bakiak, nopia, minuman brem Bali, kaos, souvenir hingga batik khas Jogja. 97 persen pembeli adalah wisatawan local. Ke depan, kita akan mengembangkan pasar mancanegarayang masih sedikit kita garap. Karena lokasi usaha ini cukup strategis, berada di jalur wisata Ubud, Sukawati dan Kintamani. Rata-rata bus wisata berangkatatau pulang melalui jalur ini.

Untuk membuat mereka tertarik kepada toko ini, kita telah bekerjasama dengan para tour leaderwisata di daerah Jawa untuk mengantar tamunya ke sini. Lambat laun, promosi melalui mulut ke mulut menyebar hingga ke pemerintahan. Cahayu mengembangkan layanan dengan hati. Layanan tersebut disediakan mulai dari membantu saat macet, terkena tilang polisi, tidak tahu arah lokasi wisata hingga kecelakaan. Suasana kekeluargaan sangat terasa dan pemilik harus bertemu langsung dengan para tour leader maupun pelanggan. Kita serasa bertemu dengan keluarga sendiri disini. Layanan itulah yang membuat pelanggan tidak ada sekat antara penjual dan pembeli. Pelanggan pun tidak akan ragu merogoh kocek lebih dalam untuk memborong oleh-oleh. Selain itu, Cahayu juga menyediakan catering di tempat ataupun layanan antar. Bagi yang ingin mengetahui proses pembuatan kacang asin juga disediakan. Bagi kita, tidak ada yang kita sembunyikan. Kita tidak takut ditiru, semua proses produksi sangat terbuka. Inovasi produk juga dilakukan. Yang terbaru adalah torakur (tomat rasa kurma) dan kopi surya Bali.

Produk ini jarang-jarang ada. Bahan baku memang susah didapat, pembeli harus antri atau harus memesan dulu untuk mendapatkan produk ini. Jadi tidak semua orang (pembeli) bisa mendapat produk langka kami ini.

Disana menyediakan banyak makanan khas Bali, kacang-kacangan, pie susu, dan masih banyak yang lain. Selain berbelanja disana kami juga menjalankan Sholat.

Perjalanan dilanjutkan menuju Tari Barong, Tari Barong terdiri dari lima babak, yang secara garis besarnya menceritakan tentang pertarungan kebajikan melawan kebatilan. Barong merupakan menggambaran tokoh baik, dan Ragda menggambarkan tokoh jahat.

e. Tari Barong

Tari Barong menggambarkan pertarungan kebajikan melawan kebatilan. Barong meggambarkan tokoh yang baik dan Ragda menggambarkan tokoh yang jahat. Tari Barong dan keris terdiri dari lima babak.

Sebagai pembukaannya muncul Barong dan kera yang sedang berada didalam hutan yang lebat, kemudian datang tiga orang bertopeng yang menggambarkan sedang membuat keributan dan merusak ketenangan hutan. Mereka bertemu dengan kera dan akhirnya berkelahi, dimana kera dapat memotong hidung salah seorang dari mereka.

Babak pertama berisi tentang dua orang penari muncul dan mereka adalah pengikut – pengikut dari Ragda sedang mencari pengikut – pengikut Dewi Kunti yang sedang dalam perjalanan menemui patihnya.

Babak kedua berisi tentang tibanya pengikut –pengikut Dewi Kunti. Salah seorang pengikut Ragda berubah menjadi setan. (Semacam Ragda) dan memasukkan roh jahat kepada pengikut Dewi Kunti yang menyebabkan mereka bisa menjadi marah. Keduanya menemui patih dan bersama – sama menghadap Dewi Kunti.

Babak ketiga berisi munculnya Dewi Kunti dan anaknya Sahadewa dan Dewi Kunti telah berjanji kepada Ragda untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati mengorbankan anaknya, Sahadewa kepada Ragda. Tetapi setan (semacam Ragda) memasuki roh jahat yang menyebabkan Dewi Kunti bisa menjadi marah dan berniat mengorbankan anaknya serta memerintahkan kepada patihnya untuk membuang Sahadewa ke dalam hutan. Dan patih inipun tak luput dari kemasukan roh jahat oleh setan ke dalam hutan dan mengikatnya di muka Istana Sang Ragda.

Babak keempat berisi tentang turunnya Dewa Siwa yang memberikan keabadian kepada Sahadewa dan keabadian ini tidak diketahui oleh Ragda kemudian datanglah Ragda, untuk mengoyak – oyak dan membunuh Sahadewa tetapi tidak dapat dibunuhnya karena kekebalan yang dianugerahkan oleh Dewa Siwa. Ragda menyerah kepada Sahadewa dan memohon untuk diselamatkan agar dengan demikian dia bisa masuk surga. Dan permintaan ini dipenuhi oleh Sahadewa dan Sang Ragda mendapat surga.

Babak kelima muncullah Kalika, dimana dia adalah seorang pengikut Ragda dan menghadap Sahadewa, penolakan ini menimbulkan perkelahian, dan Kalika berubah rupa menjadi Babi Hutan. Di dalam pertarungan antara Sahadewa melawan Babi Hutan, Sahadewalah yang mendapatkan kemenangan kemudian Kalika (Babi Hutan) ini berubah menjadi Burung, tetapi tetap dapat dikalahkan. Dan akhirnya Kalika (Burung) berubah rupa lagi menjadi Ragda. Oleh karena saktinya Ragda ini, maka sahadewa tidak dapat membunuhnya dan akhirnya Sahadewa berubah rupa menjadi Barong. Karena sama saktinya maka pertarungan antara Barong melawan Ragda ini tidak ada yang menang dan dengan demikian pertarungan dan perkelahian ini berlangsung abadi “kebajikan” melawan “kebatilan” kemudian muncullah pengikut – pengikut Barong masing – masing dengan kerisnya yang hendak menolong Barong dalam pertarungan melawan Ragda. Mereka ini semuanya pun tidakberhasil melumpuhkan kesaktian Ragda.

Setelah 90 menit lamanya kami melihat pertunjukan Tari Barong pukul 18.00 WITA, kami menuju Hotel Made untuk check-in, dilanjutkan dengan makan malam daln dilanjutkan tidur.

3. Hari Ketiga

setelah sarapan di hotel, tujuan pertama kami seperti baju barong, lukisan, topeng barong, bahkan makanan dan minuman khas bali juga ada. Namun, disana kami lebih banyak membeli pakaian untuk keluarga dirumah, setelah puas berbelanja adalah Dewata, yaitu outlet suvenir khas Bali, disana banyak terdapat souvenir – souvenir yang berhubungan dengan Bali., kami bergegas menuju Tanjung Benoa yang merupakan pantai dengan dilengkapi oleh permainan air seperti Jet Ski, Bananaboat, Paraseling, Flying Fish dan Scuba Diving. Kami juga pergi ke teluk penyu dimana tempat itu adalah tempat penangkaran penyu. Pukul 14.15 WITA kami meninggalkan Tanjung Benoa untuk menuju GWK ( Garuda Wisnu Kencana ). Waktu yang dibutuhkan menuju GWK terlalu lama, karena letaknya saling berjauhan. Pukul 15.15 WITA kami sampai di GWK yang merupakan patung dewa Wisnu setengah badan dan konon besarnya melebihi patung Liberty di A.S ( jika jadi ). Disana banyak sekali turis cina, selain itu juga ada aksesoris yang diperjual belikan. Di GWK pula, kami tak lupa mengambil momen – momen indah dan di abadikan dalam bentuk Foto. Pukul 16.30 WITA kami meninggalkan GWK untuk menuju Pantai Kuta. Letaknya lumayan jauh sehingga pukul 17.00 WITA kami baru sampai. Kami diberi waktu 2 jam untuk bermain air sepuasnya. Untuk memotret apa saja yang ada disana, memerlukan waktu yang lama. Karena keindahan yang ditawarkan kepada pengunjung pasti jauh lebih keren ketimbang semarang. Bahkan pemandangannya berani bersaing dengan hawai,tak heran kalau banyak turis datang ke bali hanya untuk pergi ke Kuta. Setelah puas bermain air, pukul 19.20 WITA kami meninggalkan Pantai Kuta untuk menuju Hotel Made Bali. Perjalanan yang ditempuh lumayan lama. Dan pukul 21.20 WITA kami sampai di Hotel yang terkenal dengan angkernya. Sayang, kami tidak bisa melihat hantu tersebut.

C. Perjalanan Bali – Semarang

Senin pagi, 13 Januari 2014 rombongan sudah selesai sarapan dan bersiap untuk menuju Pasar Seni Sukowati. Pasar Seni Sukowati tepatnya berada di kota Gianyar, Bali. Kami membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk sampai ke Pasar Seni Sukowati ini.

Sesampainya disana kami disuguhi 'Gapura' sederhana yang diatas nya bertuliskan 'Pasar Seni Sukowati'. Pasar Seni Sukowati ini terdiri dari 3 bangunan besar sebagai pasarnya. Yaitu Pasar Sukowati 1, Pasar Sukowati 2, dan Pasar Sukowati 3. Diantara ketiga bangunan itu, yang paling ramai adalah Pasar Sukowati 1.

Di sini, kami melihat keramaian Wisata Pasar Seni Sukowati ini. Tidak hanya diramaikan oleh masyarakat sekitar, tetapi juga wisatawan-wisatawan lokal maupun asing yang tengah mencari-cari barang yang ingin mereka jadikan sebagai oleh oleh mereka dari Bali untuk keluarga atau rekan mereka di rumah. Seperti kaos bergambar khas Bali, kemudian aksesoris khas Bali seperti gelang, cincin, kalung, juga termasuk beberapa ukiran dan figura.

Seperti di pasar-pasar kebanyakan, seni tawar menawar harus diterapkan di sini. Kami tidak pernah ragu untuk menawar sebesar 1/3 harga. Kami pun mempraktekkan seni tawar menawar tersebut. Misalnya ketika kami disodori, dress bunga-bunga dengan harga Rp 60.000/buah maka harga tawarnya harus Rp 20.000. Jika tidak diberikan, kami berpura-pura untuk meninggalkan penjualnya. Baru beberapa langkah kita menjauh, hargapun akan turun.

Selain kegiatan tawar-menawar yang mengasyikkan, Pasar Sukawati ternyata bebas copet. Hal ini berkaitan dengan konsep Kharma Pala yang dianut masyarakat Bali. Beberapa tradisi unik pun kadang bisa kita jumpai di sini. Seperti ketika kami membayar barang dengan uang Rp 100.000, penjual langsung mengibaskan uang itu ke barang dagangannya sambil berkata "laris, laris, laris". Ini menunjukkan selalu ada doa dalam setiap kegiatan yang dilakukan warga Bali.

Setelah kurang lebih 2 jam kami berbelaja, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Rumah Makan Bidadari yang berada di kota Jembrana, Bali untuk makan siang dan sholat dzuhur. Sekitar pukul 12.00 WITA rombongan sampai di rumah makan tersebut.

Pukul 13.00 WITA kami selesai makan siang di rumah makan Bidadari. Kami pun segera melanjutkan perjalanan ke pelabuhan Gilimanuk. Perjalanan tersebut membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit. Akhirnya pukul 13.45 pun kami sampai di pelabuhan Gilimanuk. Namun rombongan harus menunggu antrian selama 15 menit untuk menyebrang ke Pulau Jawa.

Memasuki kapal, kami memilih tempat duduk yang dekat dengan jendela untuk menikmati pemandangan. Ada kejadian unik saat itu. Yaitu ada perenang yang melompat dari kapal ke laut. Sontak, kejadian itu membuat kami terkejut. Ternyata, pekerjaan mereka adalah meminta uang dengan cara yang cukup mengejutkan tersebut. Masyarakat menyebut mereka “Lumba-Lumba Negro”. Kami pun melemparkan beberapa uang receh dan mereka akan segera mengambil uang tersebut.

Pukul 16.00 WIB kami telah sampai di Pulau Jawa. Kami pun segera memasuki bus untuk melanjutkan perjalanan darat. Dalam perjalanan, bus yang kami naiki cukup sepi. Hanya beberapa orang saja yang masih bercengkrama atau mendengarkan musik. Sebagian besar lainnya mencoba tidur karena kelelahan.

Tak terasa pukul 19.00 WIB kami telah sampai di Rumah Makan Utama Sitobondo untuk makan malam dan sholat Isya. Kami cukup menikmati makanan yang disajikan. Beberapa makanan tersebut adalah sayur mayur, ayam goreng, dan telur. Teh hangat sebagai minuman makan malam tersebut juga cukup untuk menghangatkan badan.

1 jam pun berlalu dengan cepat. Rombongan mulai terlihat memasuki bus masing-masing. Saat dalam perjalanan kami sempat menonton film yang membuat perut terkocok. Film tersebut berjudul “Punk In Love”. Setelah film yang berdurasi sekitar 1,5 jam itu selesai, semua pun tertidur dengan lelap.

Pukul 04.00 WIB waktu subuh tiba. Kami memutuskan untuk sholat subuh di salah satu masjid di daerah Demak. Sekitar 30 menit kemudian kami selesai sholat di masjid tersebut

Waktu pun bergulir cepat. Pukul 05.15 tour leader di bus kami memberitahukan bahwa kami akan segera sampai di sekolah kami tercinta. Kami pun segera membereskan barang-barang yang masih berada di dalam bus. Tak sampai 15 menit, bus yang kami naiki parkir di area parkir Combo. Dengan berdesak-desakan kami turun untuk mengambil koper di bagasi. Saat kami sudah mendapatkan koper masing-masing, kami segera bergegas untuk pulang dan bertemu keluarga di rumah.

Kami berfoto – foto dengan monyet yang ada disana. Kami melewati hutan pala dan melihat Pohon Lanang Wadon. Setelah puas berfoto dengan saudara(monyet) hehe. Sayang sekali kami di sana tidak mengunjungi Sister SchoolSMP Negeri 3 Purworejo di Bali. Sebelum menyebrang ke Pulau Jawa kami mampir di Rumah makan untuk makan siang dan sholat dengan cara jamak qasar. Pukul 14.30 WITA rombongan perjalanan ke Gilimanuk untuk menyeberang ke pulau jawa. Sekali lagi saya naik Kapal di dek paling atas sambil berfoto-foto. Sesampainya di Ketapang kami melanjutkan perjalanan ke rumah makan di daerah JaTim untuk makan malam. Kami melewati jalan yang melewati Taman Nasional Baluran. Saya melihat Banteng Jawa di sana. Malamnya kami melihat PLTU Paiton lagi. Dan dalam malam yang sunyi senyap kami tertidur dengan nyenyak.

Hari Kelima

Jum’at, 21 Desember 2012

Akhirnya pada hari kelima ini sampailah kita di daerah sekitar Nganjuk pada waktu subuh. Pada pagi hari, sang supir memberhentikan bus di sebuah masjid untuk sholat. Setelah itu, kami barsama pak supir melanjutkan perjalanan untuk pulang ke kota tercinta, yaitu Purworejo. Saat perjalanan ke tiga bus berpencar melewati jalan yang berbeda akan tetapi tetap untuk tujuan yang sama untuk pulang ke kota asal, yaitu Purworejo. Pada akhirnya sekitar pukul 10.00 WIB kami serombongan telah sampai di Kabupaten Purworejo dan para orang tua sudah menjemput kami untuk kembali ke rumah masing-masing.

BAB IV

HASIL KUNJUNGAN ke OBYEK WISATA di BALI

A. TANJUNG BENOA

Nusa Dua dan Tanjung Benoa, terletak di ujung selatan Pulau Bali namun memiliki daya tarik yang berbeda. Nusa Dua dengan BTDC (Bali Development Center) dikenal sebagai pusat hotel berbintang di Bali. Hotel seperti Westin, Ayodya resort (dulunya Bali Hilton International), GrandHyatt, Nusa Dua Beach dan Nikko Hotel ada di sini.

Sementara itu, Tanjung Benoa dikenal sebagai pusat wisata air dan permainan yang bisa dinikmati yaitu :

PARASELING yaitu permainan dimana kita akan memakai payung parasut dan ditarik oleh speed boat mengelilingi pantai Tanjung Benoa. Jadi sama seperti terjun payung yang sebenarnya. Waktu permainan ini satu putaran kira – kira empat menit di udara. Ketinggian tali yang menghubungkan antara parasut dengan speed boat kurang lebih 80 meter. Jadi lumayan tinggi terbangnya.

JET SKI yaitu permainan menggunakan kendaraan di pantai seperti motor. Jet Ski di sini tidak bisa dikendarai sendiri tetapi harus didampingi oleh instruktur, mengingat di pantai Tanjung Benoa banyak perahu – perahu dan aktivitas watersport lainnya, sehingga tabrakan bisa dihindari. Instruktur hanya akan mengendarai dari pinggir pantai menuju ke engah laut, sampai disana giliran kita yang mengendarai. Waktu permainan ini adalah 15 menit. Jika ingin merasakan sensasi nikmatnya berkendara jetski, cobalah terjang ombak yang ada.

BANANA BOAT yaitu dengan menggunakan perahu karet tunggal, dan akan ditarik oleh speed boat berkeliling pantai dalam waktu 15 menit. Kapasitas muatan banana boat ini maksimal empat orang dan satu orang instruktur sebagai pendamping. Kita bisa seru – seruan saat main banana boat yaitu dengan meminta untuk diceburin ke air selama boat berjalan.

FLYING FISH merupakan permainan paling baru di Bali. Tiga buah banana boat dijadikan satu dengan tambahan rubber boat melintang di depannya dan ada semacam sayap disamping kanan kiri. Flying Fish dimainkan maksimal oleh tiga orang, yaitu dua orang penumpang disisi kanan kiri dan satu orang instruktur di tengah – tengah. Posisi kita bisa berdiri seperti mengendarai sepeda motor atau tidur terlentang. Flying Fish ini akan ditarik oleh speed boat beekecepatan tinggi dengan jalur melawan arah angin. Dengan demikian, Flying Fish akan terbang diatas air kira – kira dua meter atau lebih bergantung pada kecepatan angin. Sama seperti layangan. Bagi yang suka dengan tantangan, jangan melewatkan untuk mencoba permainan ini.

SNORKELING yaitu berenang sambil melihat pemandangan bawah laut. Syarat utamanya kita harus bisa berenang. Dengan menggunakan asker dan fin, kita kan melihat ikan – ikan hias serta terumbu karang yang ada sambil berenang.

SCUBA DIVING yaitu menyelam. Scuba Diving lebih bagus jika dibandingkan dengan Snorkeling. Kita kaan diberikan perlengkapan diving komplit, mulai dari pakaian, tangki oksigen dan lain – lain. Diving tidak harus bisa renang, lebih baik jika kita tidak bisa renang, karena akan lebih mudah. Satu wisatawan akan ditemani oleh satu instruktur di bawah air, jadi kita tidak perlu khawatir. Sebelumnya, kita akan di brief dahulu tentang cara – cara menyelam yang benar. Kedalaman bagi pemula berkisar antara tiga meter sampai tujuh meter di dalam air selama 40 menit. Sambil membawa roti untuk makanan ikan, kita kan melihat indahnya pemandangan bawah laut yang dipenuhi oleh terumbu karang yang cantik dan ikn hias warna – warni.

GLASS BOTTOM BOAT dan PULAU PENYU

adalah wisata yang paling cocok jika kita mengajak anak – anak yang masih kecil.

Dengan menaiki perahu yang di bawahnya ada kaca bening, kita kan diajak berlayar melihat akuarium bawah laut yang terdapat di pantai Tanjung Benoa. Sambil melemparkan roti dari perahu, ikan – ikan akan naik dan mengejar makanan tersebut. Jumlahnya ratusan ekor dan berwarna – warni. Demikian juga dengan pemandangan karang laut yang elok. Setelah puas melihat hal tersebut, perahu akan meluncur menuju Pulau Penyu untuk melihat lokasi penangkaran Penyu, binatang yang cukup langka keberadaannya. Disini kita akan melihat telur penyu dewasa yang dikeram, kemudian penyu yang masih kecil – kecil, penyu remaja sampai dengan penyu dewasa yang sudah siap menjadi induk. Jenis penyu tidak hanya satu saja, tetapi ada beberapa jenis. Disamping itu, di lokasi ini juga terdapat binatang lain seperti burung, kelelawar, ular, kera yang sangat jinak, sehingga kita bisa memegangnya untuk di foto. Aktivitas ini berlangsung kira – kira 1 jam.

Pantai di Tanjung Benoa tidak berombak dan tenang sehingga sangat aman untuk liburan bersama keluarga.

B. PANTAI KUTA

Kuta terletak di bagian selatan Pulau Bali. Dimana pantai ini merupakan salah salah satu cikal bakal perkembangan pariwisata Bali. Dulunya tempat ini merupakan perkampungan nelayan Bali dan seiring berkembangnya pariwisata Indonesia dan pada Bali khususnya, penduduk lokal mulai menyewakan rumah pribadi untuk disewakan sebagai tempat penginapan.

Sekarang kawasan Kuta telah berkembang menjadi sekor pariwisata Bali atau lebih dikenal dengan sebutan International City karena merupakan tempat bertemunya wisatawan dari seluruh dunia dan domestik pula.

Dilihat dari segi fasilitas, Kuta memliki fasilitas yang lengkap. Penginapan atau hotel, restoran, spa dan pendukung pariwisata lainnya banyak terdapat di Kuta. Pantai Kuta merupakan tempat wisata yang banyak dipilih untuk menghabiskan liburan selama di Bali. Pantai dengan pasir putih ini, dipilih sebagai tempat olah raga surfing dan sangat cocok untuk tempat bersantai sambil menantikan indahnya sunset pantai Kuta. Tidak salah ribuan wisata selalu memandangi pantai ini.

C. PASAR SENI SUKOWATI

Bila berkunjung ke Bali, orang tidak akan melewatkan sebuah tempat berbelanja terkenal yang paling digemari, yaitu Pasar Seni Sukowati, Gianyar, Bali. Di sini Anda dapat memperoleh berbagai barang dan cindera mata khas Bali. Orang menyebut pasar ini sebagai surga berbelanja karena Anda bisa menemukan beraneka ragam souvenir khas Bali, kain Bali, baju, tas, kain pantai, ikat kepala, patung, lukisan, anyam-anyaman, sprei tempat tidur dan alat musik tradisional dan masih banyak lagi yang lainnya, dengan harga yang murah.

Berbagai ukiran dan pernak-pernik khas Bali merupakan daya tarik yang selalu mengundang begitu banyak pengunjung datang dan berbelanja untuk membawa pulang cindera mata bagi keluarga dan handai tolan. Hampir di setiap hari libur maka pasar ini akan diserbu dengan banyak turis lokal maupun luar negeri untuk mencari barang-barang khas Bali yang mereka sukai.

D. GWK (Garuda Wisnu Kencana)

Patung Garuda Wisnu Kencana berlokasi di Bukit Unggasan - Jimbaran, Bali. Patung ini merupakan karya pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia.
Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa Pemelihara (Sthiti), mengendarai burung Garuda. Tokoh Garuda dapat dilihat di kisah Garuda & Kerajaannya yang berkisah mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.

Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter. Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi patung terbesar di dunia dan mengalahkan Patung Liberty.

Terletak diatas dataraan tinggi batu kapur padas dan menatap kawasan wisata di pesisir selatan Bali, Garuda Wisnu Kencana Cultural Park adalah jendela seni dan budaya Pulau Dewata yang memiliki latar belakang alami serta panorama yang sangat mengagumkan. Dengan jarak tempuh 15 menit dari Pelabuhan Udara dan kurang dari satu jam dari lokasi perhotelan utama, GWK menjadi salah satu tujuan utama untuk berbagai pertunjukan kesenian, pameran dan konferensi ataupun kunjungan santai bahkan kunjungan spiritual

Kawasan seluas 250 hektar ini merangkum berbagai kegiatan seni budaya, tempat pertunjukan serta berbagai layanan tata boga. Sebagaimana istana-istana Bali pada jaman dahulu, pengunjung GWK akan menyaksikan kemegahan monumental dan kekhusukan spiritual yang mana kesemuanya disempurnakan dengan sentuhan modern dengan fasilitas dan pelayanan yang tepat guna. Kendatipun kami datang sebagai bagian dari ribuan pengunjung sebuah event kebudayaan ataupun seorang diri untuk menikmati sekedar hidangan ringan dan minuman sembari menyaksikan matahari terbenam, anda akan merasakan keindahan alam dan budaya Bali serta keramah-tamahan penduduknya.

Dengan curah hujan yang relatif rendah namun terbuka untuk dapat menikmati hembusan angin tropis. Fasilitas yang dimiliki GWK menjadi sangat ideal. Amphitheatre dengan kapasitas 800 tempat duduk dan tatanan akustik kelas satu, merupakan tempat yang tidak tertandingi untuk pagelaran seni budaya. Lotus Pond yang dikelilingi pilar-pilar batu cadas serta latar belakang patung kepala Burung Garuda menjadikan areal berkapasitas 7500 orang ini sangat dramatis untuk berbagai perhelatan akbar. Sebagaimana arena upacara desa-desa di Bali, Street Theatre merupakan tempat yang sangat tepat untuk berbagai prosesi, fashion show dan berbagai pertunjukan bergerak. Tempat untuk beramah-tamah yang ideal adalah Plaza Kura-kura, yang memiliki kapasitas sampai 200 orang. Sebagai tambahan, yang terbuka untuk umum, Exhibition Gallery yang memiliki luas 200m² terdapat 10m² halaman terbuka di dalamnya.